Rangkaian Dioda Penyearah Gelombang
AC (Diode Rectifier)
Penyearah / rectifier adalah pengubah sebuah tegangan arus listrik
bolak-balik (AC) menjadi arus listrik searah (DC). Dalam mengubah tegangan AC
menjadi DC ini diperlukan suatu komponen dimana komponen tersebut hanya
memperbolehkan arus listrik mengalir hanya dari satu arah. Dan itu bisa
diperoleh dari rangkaian dioda semikonduktor. Jenis penyearah yang paling
sederhana adalah penyearah setengah gelombang. Hal ini berarti hanya setengah
gelombang AC yang diperoleh oleh beban.
Untuk aplikasi daya yang sangat besar, penyearah setengah gelombang tidak
mencukupi untuk melakukan tugasnya. Harmonisa penyearah gelombang keluaran yang
sangat besar akan berakibat sulitnya penyaringan. Selain itu, sumber listrik AC
memasok listrik ke beban hanya setengah setiap siklus penuh, yang berarti bahwa
setengah kapasitasnya yang tidak terpakai. Penyearah setengah gelombang
merupakan cara yang paling sederhana untuk mengurangi daya dari beban resistif.
Seperti contoh berikut, sebuah saklar tukar mempunyai 2 posisi, dimana beban
lampu akan menyala begitu terang pada posisi gelombang AC penuh dan akan
menyala redup pada posisi setengah gelombang. Perhatikan gambar dibawah ini.
Dalam posisi saklar “dim / redup”, lampu pijar hanya menerima setengah dari
yang biasanya menerima satu gelombang AC penuh. Karena penyearah setengah
gelombang pulsa listik yang begitu cepat, dan lebih cepat dari waktu filamen
memanaskan dan mendinginkan, sehingga membuat lampu tidak berkedip. Dan hal ini
hanya membuat filamen beroperasi dengan suhu yang lebih rendah dari biasanya.
Sehingga memberikan output cahaya yang kurang atau redup.
Dan jika kita ingin menyearahkan listrik AC untuk mendapatkan penggunaan
penuh kedua setengah siklus dari gelombang sinus. Maka konfigurasi penyearah
yang berbeda harus digunakan. Dan sirkuit seperti ini disebut penyearah
gelombang penuh. Dan dalam penyearah gelombang penuh ini digunakan
transformator CT (Center Tapped) dan 2 buah dioda. seperti pada gambar di bawah
ini.
Pada setengah siklus pertama, ketika polaritas sumber tegangan positif (+)
diatas dan negatif(-) dibawah. Pada saat seperti ini hanya dioda atas yang
mengalirkan arus (bias maju) sedangkan dioda yang dibawah memblokir (bias
mundur). Dan hanya setengah gulungan sekunder trafo bagian atas yang membawa
aliran arus selama setengah siklus ini. seperti pada gambar dibawah ini.
Selama siklus berikutnya, polaritas AC berbalik. Sekarang dioda bagian lain
(dioda bawah) yang mengalirkan arus (bias maju). Dan gulungan sekunder bagian
bawah yang membawa arus selama setengah siklus ini. dan beban tetap melihat
atau memperoleh setengah gelombang sinus dari polaritas yang sama dengan
sebelumnya, yaitu positif diatas dan negatif dibawah. Lihat gambar dibawah.
Salah satu kelemahan dari penyearah gelombang penuh ini adalah perlunya
transformator CT. Dan jika diterapkan pada rangkaian dengan daya yang tinggi.
Berarti diperlukan transformator CT yang juga lebih besar dan biayanya pun juga
pasti sangat mahal karena harga dari trafo CT yang mahal. Sehingga, ini
mengakibatkan desain penyearah dengan trafo CT hanya terlihat pada
aplikasi-aplikasi berdaya rendah atau kecil.
Polaritas pada beban di penyearah gelombang penuh dengan trafo CT ini dapat
dibalik dengan mengubah arah dioda. Selanjutnya, dioda terbalik dapat
disejajarkan dengan penyearah positif-ouput yang ada. dan hasilnya adalah
dual-polaritas penyearah gelombang penuh dengan trafo CT. Coba lihat pada
gambar dibawah berikut ini.
Dan desain yang lain dari penyearah gelombang penuh yang lebih populer atau
lebih sering digunakan adalah dengan sistem jembatan gelombang penuh. Dimana
pada desain penyearah sistem jembatan ini dibangun dengan 4 buah dioda. Seperti
gambar dibawah ini.
Arah aliran arus penyearah gelombang penuh sistem jembatan, pada setengah
siklus positif dan setengah siklus negatif pada sumber gelombang AC dapat
dilihat pada gambar dibawah ini. perhatikan terlepas dari polaritas input, arus
mengalir dalam arah yang sama melalui beban. Ini berarti, setengah siklus
negatif pada sumber merupakan setengah siklus positif pada beban. Pada
penyearah gelombang penuh dengah sistem jembatan ini, arus mengalir melalui 2
dioda secara seri pada setengah siklus untuk kedua polaritas. Dan hal ini, akan
menyebabkan tegangan jatuh sebanyak 2 kali untuk setiap setengah siklusnya. Dan
jika pada dioda silikon berarti tegangan jatuhnya adalah 0,7 . 2 = 1,4 V . dan
ini merupakan kerugian penyearah sistem jembatan bila dibandingkan dengan
desain penyearah dengan transformator CT. Namun kerugian ini hanya menjadi
masalah jika pasokan tegangan listrik yang sangat rendah.
Untuk lebih mudah dalam hal mengingat ataupun memahami, maka tata letak
semua dioda bisa diletakkan pada sikap horisontal, dan semua dioda menunjuk
pada arah yang sama. Seperti gambar dibawah ini.
Salah satu keuntungan dalam mengingat tata letak penyearah yang seperti
diatas ini adalah hal tersebut bisa dikembangkan dengan lebih mudah ke dalam
versi polyphase(fasa yang lebih dari satu), seperti versi rangkaian penyearah
gelombang penuh 3 phasa berikut ini.
Dalam penyearah gelombang penuh versi polyphase ini, pulsa fasa bergeser
saling tumpang tindih, sehingga menghasilkan ouput tegangan DC yang jauh lebih
“halus” bila dibandingkan dengan penyearah gelombang penuh versi satu fasa.
Coba perhatikan gambar dibawah ini yang menunjukkan penyearah gelombang penuh
dari AC 3 fasa.
Dalam setiap kasus penyearah, baik itu penyearah satu fasa(single phase)
ataupun lebih(polyphase), jumlah tegangan AC yang bercampur dengan tegangan DC
output penyearah disebut sebagai riak tegangan. Tegangan riak ini tidak
diinginkan karena dalam kebanyakan kasus tujuan dari menyearahkan tegangan AC
adalah untuk mendapatkan tegangan DC yang “murni ”. Pada tingkat daya yang
tidak terlalu besar, tegangan riak ini dapat dikurangi dengan penyaringan atau
filter. Dan filter yang digunakan pada umumnya adalah filter pasif LC.
0 komentar dengan dengan baik dan bersifat membangun:
Posting Komentar